This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 22 November 2021

Hobby Penulis

Hobby penulis adalah Berenang, karena renang adalah salah satu olahraga dimana seluruh otot tubuh bergerak, selain melatih otot olahraga renang juga melatih pernafasan sehingga ritme nafas menjadi lebih teratur.

Selain menyehatkan, olahraga renang memiliki beberapa manfaat. Melansir dari KajianPustaka, menurut Budiningsih dalam bukunya yang berjudul 'Berenang Gaya Bebas', manfaat olahraga renang ada lima, yaitu:

1. Sebagai sarana bermain/rekreasi. Kolam renang dapat dijadikan sebagai sarana bermain dan rekreasi. Hal tersebut yang membuat banyak anak-anak dan balita menyukai permainan air.

2. Menyehatkan badan dan dapat merangsang gerakan motorik. Bagi balita dan anak-anak, otot-ototnya akan berkembang, persendian dapat tumbuh optimal, tubuh menjadi lentur, dan pertumbuhan badan meningkat.

3. Dengan berolahraga renang dapat menghilangkan rasa takut pada air. Jadi, sebaiknya, semenjak bayi sudah dibiasakan bermain air dan kelak jika sudah besar tidak takut pada air.

4. Meningkatkan keberanian, percaya diri dan mengasah kemandirian. Yup, olahraga renang dapat mendorong kita tumbuh menjadi sosok yang berani, percaya diri tinggi, dan mandiri.

5. Meningkatkan kemampuan sosial. Seperti diketahui, olahraga renang bisa dilakukan bersama-sama .



PROFIL BLOG

Selamat datang di kesehatangigiindo.blogspot.com. 

Blog ini merupakan salah satu tugas Sistem Informasi Kesehatan Gigi Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang, guna melatih mahasiswa memahami dan mampu dalam melakukan Sistem Informasi salah satunya adalah blogspot. 

Blog ini akan membahas berkaitan dengan kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, semoga dapat membantu teman - teman menambah informasi. Bilamana ada kurang dan salah saya selaku penulis memohon maaf sebesar-besarnya.

Profil Penulis ;

Nama    : Ali Saefulloh

Nim      : P1337425218004

Prodi    : Sarjana Terapan Terapi Gigi

Asal     : Banjarnegara, Jawa Tengah






Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

Berdasarkan data Survey Mawas Diri yang dilakukan oleh Puskesmas Krobokan, Kota Semarang pada Kelurahan Tawang Sari, Kecamatan Semarang Barat pada bulan September Tahun 2021 didapatkan data Kematian Ibu sebesar 2.638 kematian dan Kematian Bayi < 12 Bulan sebesar 849 Kematian. 

Angka ini menunjukan seberapa besar masalah kesehatan yang terjadi pada Ibu dan Bayi pada Kelurahan Tawang Sari. Dengan adanya Survey Mawas Diri yang dilakukan Puskesmas Krobokan sebagai langkah awal dalam menindak lanjuti masalah kematian ibu dan bayi serta mengajak masyarakat memahami pentingnya menjaga kesehatan Ibu dan Bayi guna mencegah angka kematian yang semakin tinggi.

Kebijakan dalam RPJMN tahun 2020-2024 ini difokuskan pada lima hal yaitu meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, mempercepat perbaikan gizi masyarakat, meningkatkan pengendalian penyakit, Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) dan memperkuat sistem kesehatan dan pengendalian obat dan makanan. Peningkatan kesehatan ibu dan anak difokuskan pada upaya penurunan angkat kematian ibu (AKI) melahirkan, angka kematian bayi (AKB) lahir, angka kematian neonatal dan peningkatan cakupan vaksinasi.

Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/437253/penurunan-angka-kematian-ibu-dan-bayi-sebuah-prioritas

Angka penurunan AKI dan AKB masih jauh dari harapan dari RPJMN tersebut sehingga pentingnya dalam mengajak masyarakat memahami pentingnya kesehatan ibu dan bayi guna menekan angka kematian yang masih jauh dari harapan.

Puskesmas Krobokan melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat secara aktif secara sistematis dan berkesinambungan sehingga diharapkan angka kematian ibu dan bayi pada Kelurahan Tawang Sari, Kecamatan Semarang Barat dapat terjadi penurunan sehingga dapat meningkatkan program pemerintah dalam peningkatan kesehatan ibu dan bayi.





Minggu, 08 Agustus 2021

Kasus Karies Pada Anak Di Indonesia

Karies atau secara umum juga disebut gigi berlubang, merupakan penyakit yang sering dianggap sepele dan dibiarkan begitu saja selama tidak menimbulkan rasa sakit.


Namun sebenarnya karies dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang membahayakan. komplikasi yang terjadi berupa keadaan seperti bau mulut, gigi terasa sakit, hingga timbulnya pembengkakan yang dapat menutup jalan nafas yang dapat mengancam nyawa. 

Karies atau  gigi berlubang adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan lapisan email yang bisa meluas sampai ke bagian saraf gigi yang disebabkan oleh aktifitas bakteri di dalam mulut. Gigi berlubang  disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor gigi, mikroorganisme, substrat, dan waktu.

Dari Hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2018 menyebutkan bahwa 93 persen anak usia dini, yakni dalam rentang usia 5-6 tahun, mengalami gigi berlubang. Hal tersebut menunjukan bahwa hanya tujuh persen (7%) anak di Indonesia yang bebas dari masalah karies gigi.

Disampaikan Prof. drg. Anton Raharjo dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, bahwa penyebab gigi berlubang pada 93 persen anak Indonesia bisa dipicu berbagai hal mulai dari pemberian susu sembari tidur, pemberian makanan dan minuman tinggi gula, hingga kurangnya kesadaran orangtua untuk mengajarkan anaknya menyikat gigi.

Hasil Riskesdas 2018 menyebutkan juga bahwa baru 2,8 persen penduduk Indonesia yang sudah menyikat gigi dua kali sehari, yakni pagi dan malam secara benar. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi seputar menyikat gigi harus dimulai sejak dini karena akan menjadi kebiasaan hingga dewasa.